Szeto x Prieds – Dalam bisnis retail, manajemen stok itu sederhana: barang masuk, disimpan, lalu keluar. Namun, dalam industri manufaktur, ceritanya jauh lebih rumit. Ada fase “transformasi” di mana bahan baku berubah wujud. Di sinilah sering terjadi fenomena Black Box: Anda tahu berapa bahan baku yang dibeli dan berapa barang jadi yang dijual, tapi Anda buta tentang apa yang terjadi di antaranya.
Berapa bahan yang terbuang jadi scrap? Berapa barang setengah jadi (WIP) yang menumpuk di lantai produksi? Apakah pemakaian bahan sesuai dengan Bill of Materials (BOM)?
WMS untuk Manufaktur, Lacak dari Bahan Baku Sampai Jadi
Tanpa sistem yang mumpuni, pabrik Anda berjalan dengan data perkiraan. Berikut adalah bagaimana Warehouse Management System (WMS) untuk manufaktur yang tepat memberikan visibilitas total di tiga fase krusial:
1. Fase Inbound Raw Material: Akurasi Sejak Pintu Gerbang
Masalah produksi seringkali bermula dari gudang bahan baku. Bahan kedaluwarsa, salah ambil batch, atau stok tercatat ada tapi fisiknya hilang.
Dengan WMS Manufaktur:
-
Penerimaan Digital: Setiap bahan baku yang masuk langsung diberi label barcode/QR code unik yang memuat informasi batch, tanggal kedaluwarsa, dan spesifikasi vendor.
-
Putaway Strategy: Sistem memberi tahu picker lokasi penyimpanan yang tepat (misal: bahan kimia harus di area suhu rendah).
-
Reservasi Stok: Produksi tidak akan terhenti karena bahan habis tiba-tiba. WMS memisahkan stok yang “tersedia” dan stok yang sudah “di-booking” untuk jadwal produksi besok.
2. Fase Work In Process (WIP): Menerangi “Zona Gelap” Produksi
Ini adalah fase paling kritis. Seringkali, begitu bahan baku keluar dari gudang utama menuju lantai produksi, stok tersebut dianggap “terpakai” dan hilang dari pantauan sistem. Padahal, barang tersebut masih berupa Work In Process (WIP).
Dengan WMS Manufaktur:
-
Tracking Perpindahan: WMS melacak pergerakan stok antar stasiun kerja. Anda tahu persis berapa unit yang sedang dihaluskan, berapa yang sedang dirakit, dan berapa yang antre di pengecatan.
-
Konsumsi Aktual vs BOM: Sistem mencatat pemakaian bahan real-time. Jika untuk membuat 100 meja Anda seharusnya butuh 400 kaki meja tapi ternyata terpakai 410 (karena 10 patah), sistem akan mencatat itu sebagai waste/scrap, bukan selisih stok misterius.
3. Fase Finished Goods: Traceability & Kesiapan Kirim
Setelah produksi selesai, barang jadi masuk ke gudang Finished Goods. Tantangannya adalah memastikan barang yang dikirim ke pelanggan sesuai dengan prinsip FEFO (First Expired, First Out) atau FIFO (First In, First Out).
Dengan WMS Manufaktur:
-
Batch Tracking: Jika ada komplain kualitas dari pelanggan, Anda bisa melacak mundur (trace back) dalam hitungan detik: “Barang ini dibuat tanggal berapa? Menggunakan bahan baku dari batch mana? Siapa operatornya?”
-
Otomatisasi Laporan: Stok barang jadi langsung terupdate begitu produksi selesai, sehingga tim Sales bisa melihat ketersediaan stok secara real-time tanpa perlu menelepon orang gudang.
Solusi Visibilitas Total dengan Prieds WMS
Mengelola pabrik dengan spreadsheet atau pencatatan manual di kertas adalah resep untuk inefisiensi dan kebocoran profit. Anda membutuhkan sistem yang didesain khusus untuk dinamika manufaktur.
Prieds WMS hadir untuk memberikan kontrol penuh atas lantai pabrik Anda.
Keunggulan Prieds untuk Manufaktur:
-
End-to-End Visibility: Pantau stok mulai dari Raw Material, WIP, hingga Finished Goods dalam satu dasbor terintegrasi.
-
Integrasi IoT & Hardware: Kompatibel dengan handheld scanner, printer barcode, hingga sensor IoT untuk update data otomatis.
-
Customizable Workflow: Sistem yang fleksibel menyesuaikan dengan alur produksi unik pabrik Anda, bukan sebaliknya.
-
Smart Reporting: Analisis efisiensi penggunaan bahan baku dan lacak HPP (Harga Pokok Penjualan) dengan lebih akurat.
Ubah pabrik Anda dari Black Box menjadi ekosistem yang transparan dan efisien.
Ingin melihat bagaimana Prieds merapikan alur produksi Anda? 👉 Pelajari solusi Prieds WMS untuk Manufaktur di sini.
