Szeto x Prieds – Pelajari rumus buffer stock untuk mengelola persediaan agar tidak kehabisan stok. Gunakan software Prieds Supply Chain Management untuk solusi praktis dan efisien.
Dalam dunia bisnis dan logistik, ketersediaan barang adalah hal yang sangat penting. Perusahaan harus bisa memastikan stok selalu ada untuk memenuhi permintaan, tanpa harus menumpuk terlalu banyak hingga menambah biaya penyimpanan. Untuk itulah konsep buffer stock atau persediaan penyangga digunakan.
Artikel ini akan membahas pengertian buffer stock, rumus perhitungan buffer, contoh penggunaannya, serta solusi terbaik menggunakan software Prieds Supply Chain Management.
Apa Itu Buffer Stock?
Buffer stock adalah stok tambahan yang disiapkan perusahaan untuk menghadapi ketidakpastian, seperti:
-
Lonjakan permintaan mendadak,
-
Keterlambatan pengiriman dari supplier,
-
Gangguan produksi,
-
Faktor eksternal (cuaca, regulasi, dll.).
Dengan adanya buffer, bisnis bisa tetap melayani pelanggan tanpa harus mengalami stock out (kehabisan barang).
Rumus Buffer Stock
Ada beberapa metode untuk menghitung buffer, namun rumus sederhana yang umum digunakan adalah:
Buffer Stock = (Lead Time Maksimum − Lead Time Rata-rata) × Kebutuhan Harian Rata-rata
Keterangan:
-
Lead Time Maksimum = waktu terlama yang pernah dibutuhkan pemasok untuk mengirim barang.
-
Lead Time Rata-rata = waktu normal rata-rata pengiriman.
-
Kebutuhan Harian Rata-rata = jumlah barang yang digunakan/dijual per hari.
Contoh Perhitungan Buffer
Misalnya sebuah perusahaan menjual produk dengan data berikut:
-
Kebutuhan harian rata-rata = 100 unit
-
Lead time rata-rata = 5 hari
-
Lead time maksimum = 8 hari
Maka:
Buffer Stock = (8−5) × 100 = 3 × 100 = 300 unit
Artinya, perusahaan harus menyimpan 300 unit sebagai buffer stock untuk mengantisipasi keterlambatan.
Tabel Ilustrasi Buffer Stock
Item | Kebutuhan Harian | Lead Time Rata-rata | Lead Time Maks | Buffer Stock |
---|---|---|---|---|
Produk A | 100 unit | 5 hari | 8 hari | 300 unit |
Produk B | 50 unit | 7 hari | 10 hari | 150 unit |
Produk C | 200 unit | 4 hari | 6 hari | 400 unit |
Dengan tabel ini, perusahaan bisa lebih mudah menentukan jumlah buffer untuk setiap produk.
Mengapa Buffer Stock Penting dalam Supply Chain?
-
Mengurangi risiko kehabisan stok yang bisa merugikan bisnis.
-
Menjaga kepuasan pelanggan karena permintaan tetap terpenuhi.
-
Mengantisipasi fluktuasi permintaan saat peak season.
-
Mengoptimalkan manajemen persediaan dengan stok yang efisien.
Namun, terlalu banyak buffer stock juga bisa berbahaya karena menambah biaya penyimpanan. Oleh karena itu, diperlukan sistem yang mampu menghitung dan mengelola stok secara otomatis.
Solusi Modern: Software Prieds Supply Chain Management
Menghitung buffer stock secara manual mungkin cukup untuk usaha kecil. Tapi jika bisnis Anda sudah punya banyak produk dan multi-supplier, tentu lebih kompleks.
Di sinilah software Prieds Supply Chain Management hadir sebagai solusi. Dengan Prieds, Anda bisa:
-
Menghitung kebutuhan buffer stock otomatis berdasarkan data riil.
-
Memprediksi permintaan dengan forecasting yang lebih akurat.
-
Memantau persediaan secara real-time di gudang maupun cabang.
-
Mengurangi risiko overstock atau stock out dengan sistem peringatan dini.
Dengan teknologi ini, perusahaan dapat lebih efisien, hemat biaya, dan responsif dalam menghadapi dinamika supply chain.
Buffer stock adalah strategi penting dalam supply chain untuk menjaga kelancaran bisnis. Dengan memahami rumus buffer dan menghitungnya secara tepat, perusahaan bisa mengurangi risiko kehabisan stok tanpa harus menanggung biaya penyimpanan berlebihan.
Untuk solusi lebih praktis dan modern, gunakan software Prieds Supply Chain Management agar pengelolaan buffer stock, gudang, dan distribusi bisnis Anda menjadi lebih efisien dan terintegrasi.