Szeto x Prieds – Cara menentukan harga jual adalah salah satu keputusan paling krusial bagi seorang wirausaha. Salah menetapkan harga terlalu mahal bisa membuat pelanggan lari, sementara terlalu murah bisa membuat bisnis merugi. Harga bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari nilai produk, posisi merek, dan strategi bisnis Anda secara keseluruhan.
Seorang Wirausaha Harus Menentukan Harga Jual Produk dengan Cara Menentukan 5 Hal Ini!
Lalu, bagaimana cara menentukan harga jual yang tepat agar bisnis tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang? Berikut adalah panduan lengkap yang bisa Anda ikuti.
1. Mulai dari Fondasi: Hitung Biaya Produksi (Cost-Plus Pricing)
Ini adalah metode paling dasar dan wajib dilakukan oleh setiap wirausaha. Anda tidak bisa menentukan harga jual sebelum tahu berapa modal yang Anda keluarkan untuk membuat satu unit produk.
Metode ini dikenal sebagai Cost-Plus Pricing, dengan rumus sederhana:
Harga Jual = Total Biaya Produksi per Unit + Margin Keuntungan yang Diinginkan
Untuk menghitungnya, pecah biaya Anda menjadi dua kategori:
- Biaya Variabel (Variable Cost): Biaya yang berubah sesuai jumlah produksi. Contoh: bahan baku, kemasan, upah tenaga kerja per produk.
- Biaya Tetap (Fixed Cost): Biaya yang harus Anda bayar terlepas dari jumlah produksi. Contoh: sewa tempat, gaji karyawan administrasi, biaya listrik, internet, dan pemasaran.
Contoh Sederhana: Anda memproduksi 100 buah kue dalam sebulan.
- Total Biaya Variabel (bahan baku, kemasan): Rp 5.000.000 (Rp 50.000 per kue)
- Total Biaya Tetap (sewa, listrik): Rp 2.000.000 (dialokasikan menjadi Rp 20.000 per kue)
- Total Biaya Produksi (HPP) per kue: Rp 50.000 + Rp 20.000 = Rp 70.000
Jika Anda ingin margin keuntungan 30%, maka perhitungannya:
- Margin: 30% x Rp 70.000 = Rp 21.000
- Harga Jual: Rp 70.000 + Rp 21.000 = Rp 91.000 per kue.
Metode ini memastikan setiap penjualan memberikan keuntungan. Namun, jangan berhenti di sini, karena metode ini mengabaikan faktor pasar.
2. Lihat Kondisi Pasar: Analisis Kompetitor (Competition-Based Pricing)
Produk Anda tidak hidup di ruang hampa. Ada pesaing yang menjual produk serupa. Pelanggan akan selalu membandingkan harga Anda dengan harga mereka.
Lakukan riset sederhana:
- Siapa saja kompetitor utama Anda?
- Berapa harga yang mereka tawarkan untuk produk sejenis?
- Apa kelebihan dan kekurangan produk mereka dibandingkan produk Anda?
Setelah memiliki data ini, Anda bisa memilih salah satu dari tiga pendekatan:
- Harga Lebih Tinggi: Pilih strategi ini jika produk Anda memiliki kualitas superior, merek yang lebih kuat, atau fitur unik yang tidak dimiliki pesaing.
- Harga Setara: Gunakan strategi ini jika pasar sangat kompetitif dan produk Anda memiliki kualitas yang sebanding dengan pesaing. Fokuskan persaingan pada layanan atau pemasaran.
- Harga Lebih Rendah: Strategi ini cocok untuk menarik pelanggan baru dengan cepat (penetrasi pasar) atau jika Anda bisa menekan biaya produksi lebih efisien daripada kompetitor. Hati-hati, strategi ini berisiko memicu perang harga.
3. Pahami Pelanggan: Tentukan Harga Berbasis Nilai (Value-Based Pricing)
Ini adalah pendekatan yang lebih canggih. Anda tidak lagi berpatokan pada biaya atau kompetitor, melainkan pada nilai (value) yang dirasakan oleh pelanggan terhadap produk Anda.
Tanyakan pada diri Anda:
- Masalah apa yang produk saya selesaikan untuk pelanggan?
- Apa manfaat emosional atau fungsional yang mereka dapatkan? (misalnya: hemat waktu, meningkatkan status sosial, memberikan rasa aman).
- Seberapa besar nilai solusi tersebut bagi mereka?
Contohnya, secangkir kopi di kafe ternama bisa berharga Rp 50.000 bukan karena biaya biji kopinya mahal, tetapi karena pelanggan membayar untuk nilai berupa suasana yang nyaman, koneksi WiFi cepat, dan gengsi merek. Jika produk Anda unik, inovatif, atau memiliki cerita yang kuat, Anda bisa menetapkan harga yang lebih tinggi berdasarkan nilainya.
4. Faktor Tambahan yang Perlu Dipertimbangkan
Setelah menerapkan tiga metode di atas, pertajam keputusan Anda dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
- Target Pasar: Siapa yang Anda sasar? Mahasiswa dengan budget terbatas atau kalangan profesional yang mementingkan kualitas? Harga harus sesuai dengan daya beli dan ekspektasi mereka.
- Positioning Merek: Apakah Anda ingin dikenal sebagai merek premium, merek yang terjangkau, atau merek dengan “harga paling murah”? Harga Anda harus konsisten dengan citra merek yang ingin dibangun.
- Psikologi Harga: Gunakan strategi seperti harga ganjil (Rp 99.900 terdengar lebih murah dari Rp 100.000), penawaran paket (bundling), atau diskon untuk menarik minat beli pelanggan.
5. Harga Jual Bukanlah Keputusan Satu Kali
Menentukan harga jual adalah perpaduan antara seni dan sains. Tidak ada satu formula ajaib yang berlaku untuk semua bisnis. Kombinasi terbaik sering kali datang dari menghitung biaya dengan cermat, memata-matai pasar, dan memahami nilai di mata pelanggan.
Yang terpenting, jangan takut untuk menguji dan menyesuaikan harga Anda seiring berjalannya waktu. Lakukan evaluasi secara berkala, perhatikan respons pasar, dan teruslah berinovasi agar harga yang Anda tetapkan selalu relevan dan menguntungkan.